KOMPAS.com - Selain berdampak pada hilangnya sumber pendapatan, kehilangan pekerjaan juga bisa berdampak buruk pada kesehatan mental seseorang. Menurut sebuah studi yang dilakukan tim peneliti yang dipimpin oleh Connie Wanberg, dekan di Carlson School of Management, University of Minnesota, ketika seseorang kehilangan pekerjaannya ia akan berisiko mengalami gangguan kesehatan mental.
Peneliti mengobservasi 177 pengangguran selama 20 minggu dengan menggunakan survei online mingguan untuk menguji perkembangan mental mereka saat kehilangan pekerjaan. Saat itu responden diminta untuk menjawab berbagai pertanyaan dalam skala 1-6. Dari observasi ini terlihat bahwa ketika baru menjadi pengangguran, kesejahteraan responden masih dalam kondisi stabil karena ada uang PHK. Namun, keadaan akan berbalik setelah 10-12 minggu, dan mereka belum juga mendapatkan pekerjaan. Hal ini akan membuat mereka merasa ditolak dan tertekan.
Namun, meski mengalami masalah mental setelah kehilangan pekerjaan, kesehatan mental para pengangguran yang intens mencari pekerjaan tetap lebih baik daripada mereka yang santai-santai saja dalam mencari pekerjaan.
Ketika seseorang kehilangan pekerjaan dan diharuskan mencari pekerjaan baru, masa menganggur bisa membuat seseorang menjadi tertekan. Pada saat itu mereka umumnya merasa kesepian, kehilangan kepercayaan diri, merasa tidak aman karena tidak ada jaminan kesejahteraan, dan mengalami tekanan untuk mendapatkan pekerjaan baru secepatnya.
"Mencari pekerjaan merupakan tugas diri sendiri, sehingga kita harus bisa memutuskan bagaimana dan seberapa sering mencarinya. Dengan kata lain, saat mencari pekerjaan harus ada motivasi dan penghargaan pada diri sendiri. Ketika tidak bisa menghadapi hal ini, penolakan akan dirasakan sangat berat dan bisa membuat diri jadi lebih tertekan dan depresi," ungkap Wanberg.
Untuk mendapatkan pekerjaan lebih baik, sebaiknya proses mencari pekerjaan dilakukan seperti sedang melakukan pekerjaan full time. Para peserta dalam penelitian di minggu pertama menghabiskan 17 jam seminggu untuk mencari pekerjaan, dan pada minggu ke-15 menurun menjadi 14 jam per minggu. Penurunan ini menunjukkan turunnya semangat dan motivasi untuk mencari pekerjaan baru karena banyaknya penolakan yang sudah dialami. Jika kondisi ini terus berlanjut, kesehatan mental akan terganggu, kepercayaan diri lenyap sementara tekanan kesejahteraan meningkat, juga kebosanan dan rasa malu akan melanda.
Para pencari kerja disarankan untuk membatasi waktu mereka untuk mencari pekerjaan secara online, dan lebih banyak keluar untuk bertemu banyak orang. Bagaimana pun juga, kebanyakan orang berhasil mendapatkan pekerjaan melalui orang-orang yang sudah mereka kenal.
Hikmah dari penelitian ini adalah, kita tidak hanya berperan dalam mendapatkan pekerjaan baru, tetapi juga berperan dalam kesehatan mental kita sendiri. Mental yang sehat berkaitan dengan kemampuan kita untuk berusaha maksimal dalam mencari pekerjaan.
Sumber: ForbesWoman
0 komentar:
Post a Comment