MATERI ROMADHON 1
Persiapkan Diri Anda Sebelum Ramadhan Tiba
Bpk ibu yg dirahmati Allah, sebelum memulai pembahasan di atas, agak menarik untuk kita simak perbincangan seorang ulama Salaf kepada saudaranya berikut ini.
Ulama tersebut bertanya, "Apakah engkau rela jika meninggal dalam kondisi seperti sekarang ini?"
Saudaranya menjawab, "Tidak."
"Lalu sudahkah engkau berniat tobat tanpa menunda-nundanya?" Tanyanya lagi,
“Tidak." Jawab saudaranya,
"Apakah ada negeri untuk beramal selain dunia ini?" Tanya ulama tersebut.
"Tidak." Jawab saudaranya.
"Kalau begitu, berapakah jumlah nyawa yang engkau miliki?” Tanya ulama tersebut.
“Nyawaku hanya satu." Jawab saudaranya.
"Apakah engkau merasa aman dari serangan kematian dalam kondisimu sekarang ini?"
Tanya ulama tersebut.
"Tidak." Jawab saudaranya.
Lalu ia berkata, "Wahai saudaraku, sadarlah! Persiapkanlah bekalmu, manfaatkan waktumu untuk kematian yang pasti datang menjemputmu."
Bpk ibu, saya membayangkan apabila pertanyaan-pertanyaan di atas di ajukan kepada kita, jawaban kita tentu tidak lebih dari jawaban lelaki shaleh di atas.
Oleh sebab itu, ajukanlah pertanyaan-pertanyaan tersebut untuk diri Anda secara pribadi.
Jawablah dengan jujur, karena Anda berada dalam pengawasan Allah.
Jika Anda telah merenungi jawaban-jawaban jujur yang keluar dari hati Anda, menyadari tingginya tumpukan gunung dosa pada diri Anda dan adanya kesempatan penghapusan dosa pada bulan Ramadhan, pastilah Anda sangat berharap dapat sampai di bulan Ramadhan dan mereguk berbagai manfaat di dalamnya.
Bpk ibu, hendaknya kita mengetahui bahwa salah satu yang banyak orang lalai adalah mensyukuri nikmat ditundanya ajal, sampainya kita di bulan Ramadhan.
Mahasuci Allah yang ampunan-Nya mendahului siksa-Nya. Mahasuci Dia yang Mahamulia!
Bersyukurlah atas nikmat ini.
Betapa Allah mengetahui kemaksiatan kita sepanjang tahun, tetapi Dia menutupi aib kita, memaafkan kita menunda kematian kita sampai berjumpa kembali dengan Ramadhan.
Apabila kita menginginkan kebebasan dari neraka di bulan Ramadhan dan diterima amalnya serta dihapus segala dosanya, maka harus ada bekal yang harus dipersiapkan.
Allah berfirman:
"Dan jika mereka mau berangkat, niscaya mereka menyiapkan persiapan untuk keberangkatan itu, tetapi Allah tidak menyukai keberangkatan mereka, maka Dia melemahkan keinginan mereka, dan dikatakan (kepada mereka), 'Tinggallah kamu bersama orang-orang yang tinggal itu."
(QS. At-Taubah [9]: 46)
Dengan demikian, kedok orang-orang yang tidak jujur akan tersingkap.
Bahwa mereka tidak mempersiapkan bekal untuk berangkat menyambut .
Oleh sebab itu, mereka dihukum dengan berbagai bentuk kelemahan dan kehinaan.
Ibnul Qayyim berkata,
"Berhati-hatilah terhadap perkara, telah datang suatu perkara, tetapi kalian tidak siap menjalankannya. Sehingga kalian mendapat hukuman berupa kelemahan untuk memenuhinya dan tidak mendapatkan pahalanya."
Allah berfirman:
"Maka jika Allah mengembalikanmu (Muhammad) kepada suatu golongan dari mereka (orang-orang munafik), kemudian mereka meminta izin kepadamu untuk keluar (pergi berperang), maka katakanlah, Kamu tidak boleh keluar bersamaku selama-lamanya dan tidak boleh memerangi
musuh bersamaku. Sesungguhnya kamu telah rela tidak pergi (berperang) sejak semula. Karena itu duduklah (tinggallah) bersama orang-orang yang tidak ikut (berperang)."
(QS. At-Taubah [9]: 83)
Berhati-hatilah dari mengalami nasib seperti ini, yakni menjadi orang yang tidak layak menjalankan perintah Allah yang penuh berkah.
Seringnya kita mengikuti hawa nafsu akan menyebabkan kita tertimpa hukuman berupa tertutupnya hati dari hidayah.
Allah berfirman:
"Dan (begitu pula) Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka seperti pertama kali mereka tidak beriman kepadanya (Al-Qur'an),.
" (QS. Al-An’âm [6]:110)
Demikianlah arti penting persiapan menyambut kedatangan Ramadhan, sehingga Anda tidak dihukum dengan ketidakberdayaan melakukan amal kebaikan dan kehinaan dengan tidak bisa menambah ketaatan.
Renungilah ayat-ayat tersebut dengan baik.
Ketahuilah, Allah tidak menyukai keberangkatan mereka dan Dia lemahkan mereka. Karena tidak ada persiapan dari mereka dan niat mereka pun tidak lurus lagi.
Namun, apabila seseorang bersiap menunaikan suatu amal dan bangkit menghadap Allah dengan kerelaan hati, maka Allah terlalu mulia untuk menolak hamba yang datang menghadap-Nya.
Sehingga, dahulu generasi salafush shaleh selalu mempersiapkan diri menyambut Ramadhan dengan sebaik-baiknya.
Pada enam bulan sebelum Ramadhan, mereka berdoa agar bisa sampai di bulan Ramadhan.
Kemudian pada enam bulan setelah Ramadhan, mereka berdoa agar kembali bertemu Ramadhan.
Sehingga, sepanjang tahun kehidupan mereka nuansanya adalah Ramadhan.
Sebagian dari persiapan yang dilakukan Rasulullah dalam menyambut bulan Ramadhan adalah memperbanyak puasa di bulan Sya'ban.
Beliau hampir berpuasa selama sebulan penuh. Beliau tidak terlihat lebih banyak berpuasa di satu bulan melebihi puasanya di bulan Sya'ban, dan beliau tidak menyempurnakan puasa sebulan penuh kecuali di bulan Ramadhan.
Sebagian ulama mengatakan bahwa bulan Rajab adalah bulan persemaian, Sya'ban adalah bulan pengairan, sedangkan Ramadhan adalah bulan memetik buah.
Agar buah bisa dipetik di bulan Ramadhan, harus ada benih yang
disemai, dan harus diairi sampai menghasilkan buah yang rimbun.
selayaknya kita memulai persiapan untuk menyambut bulan Ramadhan, yaitu dengan dua langkah:
Pertama, menggelorakan rasa rindu bertemu dengan Ramadhan.
Gelorakanlah rasa rindu Anda untuk bertemu dengan Ramadhan, sehingga kita mendapatkan rahmat karenanya dan terbebaskan dari neraka.
Kedua, bukalah mata hati Anda untuk melihat keutamaan Ramadhan.
Apabila benar Anda rindu, Anda akan mencium aroma Ramadhan dari jauh, sebagaimana Ya'qub yang mencium aroma Yusuf.
Sekiranya Anda mencium aroma Ramadhan dan Anda kenakan 'pakaiannya,' niscaya hati Anda akan kembali melihat.
Maka, persiapan menyambut Ramadhan dilakukan dengan dua langkah; kerinduan dan terbukanya mata hati (bashirah).
Rasa rindu adalah proses bergolaknya hati karena harapan berjumpa kekasih setelah lama menunggu.
Adapun bashirah dan cahaya hati menjadikan seseorang selalu melihat keutamaan hari, buah amal dan janji akhirat. Semua itu menjadi pembangkit tekad untuk menyambut dan mempersiapkan diri.
Sudah selayaknya kita mempersiapkan diri dengan sebaik mungkin untuk menyambut kedatangan bulan Ramadhan.
Sepantasnya kita mengetahui bagaimana menjalankan puasa di dalamnya dengan benar.
Ketika Anda berniat puasa saat terbit fajar, seakan-akan Anda memulai ibadah shalat dengan takbiratul ihram.
Demikian juga saat Anda berpuasa di siang hari, berarti Anda sedang beribadah kepada Allah
Berhati-hatilah, jangan sampai hati Anda 'berpaling' dari Allah di siang hari.
Begitulah bashirah hati, bahwa dengan mata hati, Anda melihat sepanjang hari diri Anda berdiri di hadapan Allah
0 komentar:
Post a Comment